Diet golongan darah adalah salah satu metode diet yang menarik perhatian banyak orang. Konsepnya sederhana: makanan yang dikonsumsi harus disesuaikan dengan golongan darah agar tubuh dapat mencernanya dengan optimal. Namun, meskipun populer, diet ini juga memicu banyak perdebatan. Sebagian orang mengklaim mendapatkan manfaat dari diet ini, sementara yang lain mempertanyakan efektivitasnya dari sudut pandang ilmiah.
Daftar isi
Artikel ini akan membahas diet golongan darah secara mendalam, termasuk asal-usulnya, teori yang mendasari, panduan pola makan, serta pro dan kontra berdasarkan bukti ilmiah. Dengan membaca artikel ini, Anda akan mendapatkan pemahaman yang lebih jelas tentang apakah diet ini benar-benar efektif atau hanya sekadar mitos.
Asal-Usul dan Dasar Teori

Foto: Pixabay – Pexels
Diet golongan darah pertama kali diperkenalkan oleh Dr. Peter J. D’Adamo dalam bukunya Eat Right 4 Your Type, yang diterbitkan pada tahun 1996. Menurut D’Adamo, setiap golongan darah berevolusi dalam lingkungan yang berbeda, sehingga membutuhkan pola makan yang berbeda pula.
Teori utama diet ini adalah bahwa golongan darah seseorang memengaruhi bagaimana tubuh mencerna makanan dan merespons berbagai nutrisi. D’Adamo menyebutkan bahwa protein spesifik dalam makanan, yang disebut lektin, dapat bereaksi secara berbeda terhadap masing-masing golongan darah, yang berpotensi memicu masalah kesehatan.
Berikut ini pola makan yang disarankan berdasarkan golongan darah:
- Golongan darah O: Diet tinggi protein dengan fokus pada daging merah, ikan, dan sayuran, serta menghindari gandum dan produk susu.
- Golongan darah A: Pola makan berbasis nabati, kaya akan sayuran, buah, dan kacang-kacangan, dengan sedikit atau tanpa konsumsi daging merah.
- Golongan darah B: Diet yang lebih seimbang, dengan konsumsi daging, produk susu, sayuran, dan beberapa jenis kacang-kacangan.
- Golongan darah AB: Gabungan antara diet golongan darah A dan B, dengan fokus pada makanan laut, tahu, dan sayuran hijau.
Panduan Diet Berdasarkan Golongan Darah

Foto: Jonathan Cooper – Pexels
Setiap golongan darah memiliki rekomendasi pola makan yang berbeda. Berikut adalah rincian pola makan yang disarankan:
1. Golongan Darah O
- Makanan yang dianjurkan: Daging merah, ikan, sayuran hijau, kacang-kacangan, dan minyak zaitun.
- Makanan yang harus dihindari: Gandum, susu, kacang merah, dan makanan olahan.
- Aktivitas fisik yang disarankan: Latihan intensitas tinggi seperti lari dan angkat beban.
2. Golongan Darah A
- Makanan yang dianjurkan: Sayuran hijau, buah-buahan, ikan, dan kacang-kacangan.
- Makanan yang harus dihindari: Daging merah, produk susu, dan makanan olahan.
- Aktivitas fisik yang disarankan: Yoga, pilates, dan olahraga ringan lainnya.
3. Golongan Darah B
- Makanan yang dianjurkan: Daging, produk susu, sayuran hijau, dan telur.
- Makanan yang harus dihindari: Ayam, jagung, gandum, dan lentil.
- Aktivitas fisik yang disarankan: Olahraga sedang seperti hiking dan berenang.
4. Golongan Darah AB
- Makanan yang dianjurkan: Ikan, tahu, produk susu dalam jumlah sedang, dan sayuran.
- Makanan yang harus dihindari: Daging merah, kacang merah, dan jagung.
- Aktivitas fisik yang disarankan: Meditasi dan latihan aerobik ringan.
Bukti Ilmiah dan Kritik
Sejauh ini, tidak ada bukti ilmiah yang cukup kuat yang mendukung klaim bahwa diet golongan darah benar-benar efektif. Beberapa penelitian telah dilakukan untuk menguji efektivitas diet ini, tetapi hasilnya tidak menunjukkan korelasi yang signifikan antara golongan darah dan pola makan.
Kritik utama terhadap diet ini meliputi:
- Kurangnya bukti ilmiah yang mendukung klaim bahwa golongan darah memengaruhi metabolisme secara signifikan.
- Risiko kekurangan nutrisi akibat pembatasan makanan tertentu.
- Tidak fleksibel dan sulit diterapkan dalam jangka panjang.
Pro dan Kontra
Tentu saja diet dengan cara ini menuai pro dan kontra seperti berikut:
Pro:
- Fokus pada makanan segar dan alami.
- Mengurangi konsumsi makanan olahan.
- Meningkatkan kesadaran akan makanan yang dikonsumsi.
Kontra:
- Tidak ada bukti ilmiah yang kuat.
- Kurang fleksibel dan bisa sulit diterapkan.
- Risiko defisiensi nutrisi karena pembatasan makanan tertentu.

Foto: Vanessa Loring – Pexels
Perbandingan dengan Diet Lain
Dibandingkan dengan diet populer lainnya, diet golongan darah memiliki keunikan tersendiri. Berikut adalah perbandingannya dengan beberapa diet lain:
- Diet Mediterania: Kaya akan lemak sehat, lebih fleksibel, dan didukung oleh banyak penelitian ilmiah.
- Diet Keto: Fokus pada asupan lemak tinggi dan rendah karbohidrat, namun bisa terlalu ketat bagi sebagian orang.
- Diet Vegan: Tidak mengonsumsi produk hewani sama sekali, lebih berbasis etika dan lingkungan.
- Intermittent Fasting: Berfokus pada pola makan berdasarkan waktu, bukan jenis makanan tertentu.
Dibandingkan diet-diet ini, diet golongan darah masih kurang memiliki dukungan ilmiah yang kuat.
Banyak orang mengklaim berhasil menurunkan berat badan dengan diet golongan darah. Namun, keberhasilan mereka sering kali lebih berkaitan dengan pola makan yang lebih sehat dan teratur dibandingkan efek langsung dari diet ini.
Misalnya, seorang individu dengan golongan darah O yang mengikuti pola makan tinggi protein mungkin melihat penurunan berat badan, tetapi hal ini juga bisa terjadi jika mereka mengikuti diet rendah karbohidrat lainnya.
Diet golongan darah adalah konsep menarik yang telah memicu banyak perdebatan. Meskipun memiliki beberapa manfaat, seperti meningkatkan kesadaran pola makan dan mengurangi makanan olahan, diet ini masih kekurangan bukti ilmiah yang kuat.
Bagi mereka yang ingin mencoba diet ini, penting untuk tetap memperhatikan kebutuhan nutrisi dan berkonsultasi dengan ahli gizi. Pada akhirnya, pola makan yang seimbang dan beragam tetap menjadi kunci utama kesehatan yang optimal.