Hewan Peliharaan: Dari Psikologi Pemilik hingga Tren Unik yang Mewarnai Gaya Hidup

SHARE THIS POST

Saat Hewan Jadi Sahabat Sejati di Tengah Kota

Pernah nggak sih kamu jalan-jalan ke kompleks perumahan, terus lihat seseorang ngajak kucing naik stroller? Atau tetangga yang ngobrol sama burungnya tiap pagi? Fenomena ini bukan hal aneh lagi—di Indonesia, hewan peliharaan bukan cuma sekadar “peliharaan”. Mereka udah jadi teman, bagian keluarga, bahkan simbol gaya hidup.

Menurut survei yang dilakukan oleh Animal Care ID tahun 2023, lebih dari 67% rumah tangga urban di Indonesia memiliki setidaknya satu jenis hewan peliharaan. Dan tren ini terus meningkat, apalagi sejak pandemi—banyak orang mulai merasakan pentingnya teman di rumah, meski berkaki empat atau bersisik.

Copilot 20250605 191936

Tapi, kenapa sih manusia suka banget punya hewan peliharaan?
Apakah ada alasan psikologis di baliknya?
Dan pertanyaan yang lebih penting:
“Apakah kamu termasuk orang yang nggak bisa hidup tanpa hewan peliharaan?”

Yuk, kita bahas dari awal sampai mendalam. Tapi hati-hati, habis baca artikel ini, bisa-bisa kamu langsung ingin adopsi hewan!


Mengapa Hewan Peliharaan Populer di Indonesia?

1. Faktor Budaya dan Tradisi: Bukan Cuma Soal Lucu-lucuan

Dalam budaya Jawa, kucing dianggap sebagai hewan yang membawa keberuntungan. Di Bali, sapi dan anjing punya tempat khusus dalam struktur masyarakat dan upacara keagamaan. Ini menunjukkan bahwa nilai budaya dan spiritual menjadi dasar kuat kenapa masyarakat Indonesia sangat menghargai kehadiran hewan dalam kehidupan sehari-hari.

Kata kunci “hewan peliharaan Indonesia” di sini bukan hanya bicara soal jumlah, tapi tentang akar tradisional dan kepercayaan lokal.

Baca Juga:  Libur Panjang Idul Fitri 2025: Momen Terbaik untuk Keluarga

2. Hewan sebagai Teman & Simbol Sosial

Ada yang pelihara kucing karena bosen di rumah. Ada juga yang pelihara anjing Belgian Malinois karena keren dan “maskulin”. Di sisi lain, beberapa orang memelihara ikan koi atau burung Murai Batu bukan hanya karena suara atau bentuknya, tapi karena punya nilai jual tinggi dan prestise tersendiri. Simbol status sosial? Bisa jadi.

Hewan peliharaan sering menjadi bagian dari identitas personal, bahkan cara seseorang menunjukkan selera dan nilai hidupnya. Ini erat kaitannya dengan “tren memelihara hewan” di kalangan masyarakat urban Indonesia.

3. Efek Psikologis: Mereka Menyembuhkan Tanpa Obat

Nggak sedikit studi ilmiah membuktikan, memiliki hewan peliharaan bisa menurunkan hormon stres (kortisol) dan meningkatkan hormon bahagia seperti serotonin dan dopamin. Bahkan untuk orang tua yang tinggal sendiri, kehadiran kucing atau anjing bisa mengurangi perasaan kesepian dan depresi.

Manfaat psikologis memiliki hewan ini bukan sekadar teori. Banyak pemilik bilang: “Kucingku tahu kapan aku sedih. Dia bakal nyamperin dan duduk di pangkuanku.”
That’s real connection. That’s therapy.


Hewan Peliharaan Paling Digemari di Indonesia

Copilot 20250605 192215

1. Kucing: Si Pemilik Rumah Sebenarnya

Kucing adalah hewan peliharaan paling digemari masyarakat Indonesia. Kenapa?
Sifatnya yang mandiri tapi manja di waktu yang pas bikin mereka jadi favorit semua usia.

Menurut Google Trends 2024, pencarian “jenis kucing paling lucu” meningkat 43% dibanding tahun sebelumnya. Dari Persia, British Shorthair, sampai kampung biasa yang suka nongkrong di motor—kucing selalu punya tempat spesial.

“Mengapa kucing menjadi hewan peliharaan favorit masyarakat Indonesia?” Jawabannya bisa sangat panjang—tapi yang jelas, mereka berhasil mencuri hati kita.

2. Burung: Lebih dari Sekadar Kicauan

Di Indonesia, ada komunitas besar pecinta burung kicau. Mereka rela bangun pagi-pagi, bawa sangkar ke taman atau lapangan, dan adu suara.

Baca Juga:  Arigato Money: Seni Bersyukur pada Uang untuk Kehidupan Lebih Makmur

Komunitas ini nggak main-main. Dari lovebird, kenari, cucak ijo, hingga murai batu, setiap burung punya teknik rawat dan latihan sendiri. Bahkan ada lomba burung dengan hadiah jutaan rupiah.

“Mengapa komunitas pecinta burung begitu besar di Indonesia?” Karena mereka lebih dari sekadar hobi—mereka bagian dari budaya kompetitif dan sosial.

3. Ikan Hias: Dekorasi yang Menenangkan Jiwa

Perawatan ikan hias seperti guppy, discus, dan arwana bukan cuma soal keindahan, tapi juga terapi visual. Melihat ikan berenang ternyata bisa menurunkan tekanan darah dan detak jantung, lho.

Orang-orang mulai menjadikan aquascape sebagai bagian dari desain interior. Tren ini meningkat drastis di kalangan milenial dan pekerja kantoran yang butuh pelarian dari stres kerja.

“Dari kicauan burung hingga ikan hias, hewan peliharaan adalah bagian dari gaya hidup.”

4. Anjing: Si Penjaga, Sahabat Sejati

Buat kamu yang lebih suka hewan aktif dan responsif, anjing adalah pilihan tepat. Selain setia, anjing juga bisa diajak olahraga, jalan pagi, bahkan jaga rumah.

Di Indonesia, ras seperti Golden Retriever, Siberian Husky, dan Pomeranian makin populer. Tapi anjing kampung? Masih juara di hati banyak orang—lebih tahan banting dan nggak ribet.

Dan jangan salah, “kucing vs anjing” adalah debat klasik yang belum akan selesai.

5. Hewan Eksotis & Kelinci: Tren Baru yang Makin Naik Daun

Bicara soal tren memelihara hewan eksotis, makin banyak orang sekarang yang punya sugar glider, landak mini, bahkan reptil seperti leopard gecko.

Alasannya? Unik, beda, dan bisa jadi bahan obrolan keren di tongkrongan.

Kelinci juga naik daun—entah karena wajah lucunya, atau karena makin banyak konten lucu mereka di TikTok. Tapi ya, komitmen merawat hewan peliharaan unik itu jauh lebih besar, lho. Jangan asal ikut tren.

Baca Juga:  10 Akibat Bergaul dengan Orang Toxic: Dampak Serius pada Mental dan Hidupmu

Dampak Hewan Peliharaan dalam Kehidupan Pemiliknya

Copilot 20250605 192525

1. Manfaat Kesehatan: Terapi Gratis yang Berjalan di Rumah

Ada yang bilang, memelihara hewan itu seperti punya terapi berjalan di rumah.
Dari menurunkan tingkat stres, mengurangi rasa sepi, sampai membantu anak-anak dengan spektrum autisme untuk berinteraksi sosial—semua itu udah dibuktikan oleh banyak riset.

“Manfaat psikologis memiliki hewan: dari mengurangi stres hingga meningkatkan kebahagiaan.”

2. Tanggung Jawab: Nggak Bisa Cuma Gemes-Gemesan

Memelihara hewan itu tanggung jawab besar. Kamu harus kasih makan, bersihin kandang, bawa ke dokter hewan, dan pastikan mereka aman.
Dan itu setiap hari. Bukan seminggu sekali.

Banyak orang yang menyesal karena awalnya hanya tergoda lucunya, tapi akhirnya menyerah.
Padahal, komitmen merawat hewan peliharaan adalah cerminan kasih sayang dan tanggung jawab.

3. Pertimbangan Etika & Dampak Lingkungan

Beberapa hewan eksotis hasil tangkapan liar bisa mengganggu ekosistem kalau dilepas. Belum lagi limbah kotoran, makanan yang dibuang, atau penggunaan air untuk akuarium besar.

Kalau kamu sayang binatang, pilihlah hewan peliharaan dengan bijak. Jangan karena tren semata. Pelihara karena siap, bukan karena pamer.


Hewan Peliharaan Bukan Sekadar Hobi, Tapi Gaya Hidup dan Terapi Jiwa

Jadi, kenapa sih hewan peliharaan begitu populer di Indonesia?
Karena mereka memberikan kebahagiaan emosional, manfaat kesehatan mental, dan makna sosial yang dalam.

Dari kucing manja, burung berkicau, sampai ikan yang menenangkan—semua punya cara sendiri untuk menyentuh hati pemiliknya.

Dan yang paling penting, memelihara hewan benar-benar bisa meningkatkan kualitas hidup, asal kita merawatnya dengan kasih sayang dan tanggung jawab.

Kalau kamu punya hewan peliharaan, gimana pengalamanmu?
Pernah merasa diselamatkan oleh kucingmu? Atau merasa lebih hidup sejak punya anjing? Ceritain di kolom komentar, ya!