Tradisi penguburan kapal Viking adalah salah satu aspek paling ikonik dari budaya Viking. Ritual ini tidak hanya berfungsi sebagai penghormatan terakhir bagi individu yang meninggal, tetapi juga mencerminkan kepercayaan spiritual mereka tentang kehidupan setelah mati. Dengan berbagai penemuan arkeologi seperti kapal Oseberg dan kapal Gokstad, kita dapat memahami lebih dalam tentang bagaimana para Viking memberikan penghormatan kepada pemimpin dan pejuang mereka.
Daftar isi
Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi sejarah dan asal usul penguburan kapal Viking, proses ritual yang dilakukan, serta makna budaya yang mendalam di baliknya. Selain itu, kita akan membandingkannya dengan tradisi penguburan lain di dunia dan membahas bagaimana peninggalan ini masih dilestarikan hingga saat ini.
Sejarah dan Asal Usul Penguburan Kapal Viking

Foto: Petter Ulleland – Wikipedia
Penguburan kapal Viking bukan sekadar tradisi biasa. Praktik ini berkembang pada Zaman Viking (793–1066 M) dan biasanya diberikan kepada orang-orang dengan status sosial tinggi, seperti raja, pemimpin, atau pejuang hebat. Kapal yang digunakan melambangkan perjalanan ke alam baka dan menunjukkan betapa pentingnya seseorang dalam kehidupan mereka.
Dua contoh penguburan kapal paling terkenal adalah:
- Kapal Oseberg – ditemukan di Norwegia, kapal ini berisi dua wanita bangsawan, bersama dengan barang-barang pribadi dan hewan kurban.
- Kapal Gokstad – juga ditemukan di Norwegia, kapal ini digunakan untuk mengubur seorang pejuang pria yang dikuburkan dengan persenjataan, peralatan, dan hewan.
Tradisi ini menunjukkan bahwa para Viking percaya bahwa kehidupan setelah mati sama pentingnya dengan kehidupan di dunia nyata. Oleh karena itu, mereka memastikan bahwa orang yang meninggal memiliki segala yang mereka butuhkan di alam baka.
Proses dan Ritual Penguburan Kapal
Ritual penguburan kapal tidak dilakukan sembarangan. Ada berbagai elemen yang harus dipenuhi dalam prosesnya, termasuk:
1. Pemilihan Kapal dan Barang-Barang Pribadi
Kapal yang dipilih biasanya adalah kapal besar yang telah digunakan oleh individu yang meninggal selama hidupnya. Selain itu, barang-barang pribadi Viking seperti senjata, perhiasan, pakaian, dan alat-alat rumah tangga ikut dimasukkan sebagai bekal menuju alam baka.
2. Pengorbanan Hewan dan Manusia
Beberapa catatan sejarah menyebutkan bahwa dalam beberapa kasus, pengorbanan manusia Viking dilakukan sebagai bagian dari penguburan. Biasanya, budak atau istri dari orang yang meninggal dikorbankan agar bisa menemani mereka di akhirat. Selain itu, hewan kurban seperti kuda dan anjing juga sering dimasukkan ke dalam kapal.
3. Metode Penguburan
Terdapat dua metode utama dalam penguburan kapal Viking:
- Dikubur di dalam Gundukan Kuburan Viking – kapal ditempatkan dalam tanah dan ditutupi oleh gundukan besar sebagai monumen bagi yang meninggal.
- Dibakar di Laut atau Daratan – kapal dikirim ke laut dan dibakar, sebagai simbol pelepasan jiwa ke alam baka.

Tage Olsin – Wikpedia
Makna Budaya dan Kepercayaan di Balik Penguburan Kapal
1. Sarana Perjalanan Roh ke Alam Baka
Para Viking percaya bahwa jiwa akan melakukan perjalanan ke dunia lain setelah kematian, seperti Valhalla, tempat bagi para pejuang yang gugur dalam pertempuran. Penguburan kapal dianggap sebagai kendaraan untuk mengantarkan jiwa menuju akhirat.
2. Simbol Status Sosial dan Kehormatan
Tidak semua orang Viking mendapatkan kehormatan untuk dikubur dengan kapal. Hanya mereka yang dianggap memiliki kedudukan tinggi dalam masyarakat yang dapat menerima penghormatan ini.
3. Persembahan untuk Para Dewa
Beberapa teori menyebutkan bahwa penguburan kapal juga bisa berfungsi sebagai persembahan untuk para dewa Viking, seperti Odin dan Freyja, untuk memastikan perjalanan yang aman bagi roh orang yang telah meninggal.
Perbandingan dengan Tradisi Penguburan Lain
Tradisi penguburan kapal Viking memiliki banyak kesamaan dengan praktik penguburan lain di berbagai budaya:
- Piramida Mesir – seperti para Firaun yang dikuburkan dengan harta dan barang-barang pribadi mereka.
- Tiang Jerunei Suku Dayak – proses penguburan yang juga melibatkan ritual besar untuk menghormati orang yang meninggal.
- Penguburan Kapal Suku Anglo-Saxon – suku Anglo-Saxon juga memiliki praktik serupa, seperti yang ditemukan dalam situs penguburan Sutton Hoo di Inggris.
Perbedaannya terletak pada elemen api dan laut dalam tradisi Viking, yang lebih menekankan pada perjalanan ke alam baka.
Warisan dan Pelestarian Budaya Viking

Foto: Abbey of Saint-Aubin – Wikipedia
Berbagai penemuan arkeologi telah membantu kita memahami lebih dalam tentang arkeologi Viking dan cara mereka memandang kematian. Beberapa upaya pelestarian yang dilakukan meliputi:
- Museum Viking di Norwegia – memamerkan kapal Oseberg dan Gokstad.
- Festival Viking – diadakan di berbagai negara Skandinavia untuk memperingati budaya ini.
- Rekonstruksi Kapal Viking – dilakukan oleh sejarawan dan pengrajin untuk memahami lebih lanjut tentang cara pembuatan kapal tersebut.
Penguburan kapal Viking bukan sekadar proses pemakaman, tetapi sebuah warisan budaya yang mencerminkan kehidupan setelah mati, status sosial, dan keyakinan spiritual mereka. Melalui peninggalan seperti kapal Oseberg dan kapal Gokstad, kita dapat memahami betapa kompleks dan mendalamnya tradisi ini.
Dengan memahami dan melestarikan arkeologi Viking, kita bisa lebih menghargai kekayaan budaya yang telah mereka tinggalkan. Tradisi ini tidak hanya menjadi simbol kekuatan dan kehormatan, tetapi juga mengajarkan kita tentang cara para Viking memandang kehidupan dan kematian.