Daftar isi
Kalau kamu tinggal di Indonesia, kamu pasti familiar banget dengan Garuda Pancasila. Lambang negara ini terpampang di setiap gedung pemerintahan, halaman depan buku pelajaran, bahkan di perasaan bangga saat menyanyikan lagu kebangsaan.
Tapi pernah nggak sih kamu benar-benar mikirin… kenapa Garuda? Kenapa bukan harimau, naga, atau hewan lain yang sama kuatnya?

Gambar: AI/indodailypost.com
Di balik sosok burung mitologis ini, ada lapisan makna yang kaya, spiritual, bahkan politis. Dari cerita epik Mahabharata sampai perjuangan Indonesia merdeka, Garuda bukan cuma sekadar ikon. Dia adalah cerminan nilai-nilai bangsa.
Yuk kita selami kisah dan filosofi mendalam dari simbol yang telah menjelma jadi jiwa bangsa ini.
Mitologi Burung Garuda: Sebuah Narasi Multibudaya
Dalam Mitologi Hindu: Sang Penjaga dan Pembebas
Di mitologi Hindu, burung Garuda bukan karakter sembarangan. Dia adalah vahana (kendaraan) Dewa Wisnu, dewa pemelihara dalam Trimurti. Dalam banyak kisah, Garuda mewakili kekuatan spiritual, keberanian, dan kesetiaan kepada yang benar.
Salah satu kisah paling terkenal adalah saat burung Garuda berjuang mencuri amrta, air keabadian, demi membebaskan ibunya dari perbudakan. Ini bukan cuma soal kekuatan, tapi juga tentang pengorbanan dan cinta kepada keluarga.
Kalau dilihat dari perspektif budaya modern, ini paralel banget dengan perjuangan bangsa Indonesia yang juga dipenuhi pengorbanan demi kebebasan.
Dalam Buddhisme: Simbol Transendensi dan Kesadaran Tinggi
Di ajaran Buddha, burung Garuda dikenal sebagai makhluk kuat dan cepat, yang hidup di antara langit dan bumi. Di beberapa teks, Garuda sering dikontraskan dengan naga (naga sebagai simbol nafsu atau kekacauan), sedangkan Garuda mewakili pencerahan, kebebasan, dan keseimbangan.
Ada bahkan legenda di mana Garuda menahan diri untuk tidak memakan naga demi menghormati nilai-nilai kasih sayang yang diajarkan Sang Buddha. Ini menunjukkan bahwa kekuatan sejati bukan dari kekerasan, tapi dari pengendalian diri.
Dalam Budaya Jawa Kuno: Garuda Menyatu dengan Jiwa Nusantara
Relief burung Garuda bisa kamu temukan di berbagai candi seperti Prambanan, Borobudur, dan Mendut. Tapi yang menarik, interpretasi Garuda di Jawa nggak selalu persis sama dengan versi India.
Di sini, Garuda menyerap nilai-nilai lokal, menjadi simbol perlawanan terhadap penindasan dan lambang kemerdekaan jiwa. Bahkan dalam cerita rakyat, Garuda dikaitkan dengan tokoh-tokoh pahlawan yang berjuang untuk keadilan.
Dari Legenda Kuno ke Lambang Modern: Adaptasi Garuda untuk Identitas Indonesia
Setelah kemerdekaan tahun 1945, Indonesia butuh simbol negara yang mampu menyatukan rakyat dari Sabang sampai Merauke. Pilihan jatuh pada Garuda, bukan tanpa alasan.
Sultan Hamid II, seorang bangsawan Kalimantan dan desainer handal, mengusulkan desain Garuda Pancasila. Ia merancang burung Garuda yang gagah, berwarna emas, dengan perisai di dadanya dan cakar yang mencengkeram pita bertuliskan “Bhinneka Tunggal Ika.”
Desain ini disempurnakan oleh Soekarno dan tokoh-tokoh nasional lainnya, agar cocok dengan semangat dan falsafah negara.

Gambar: Wikimedia Commons
Bhinneka Tunggal Ika semboyan dari akar Hindu-Buddha. Semboyan ini berasal dari Kakawin Sutasoma, karya Mpu Tantular di masa Majapahit. Dalam konteks itu, frasa ini menekankan bahwa meskipun ada perbedaan agama—terutama Hindu dan Buddha—semua tetap satu dalam pengabdian kepada kebaikan.
Makna ini sangat cocok untuk Indonesia modern. Negara yang punya ratusan suku, bahasa, dan tradisi, tapi tetap satu. Adaptasi budaya sebagai kekuatan bangsa.
Dulu Garuda adalah makhluk mitologis. Sekarang, dia berdiri gagah di depan setiap instansi pemerintahan. Dia telah menjadi wujud visual dari semangat bangsa—menjaga, melindungi, dan siap terbang tinggi menghadapi tantangan global.
Filosofi Mahabharata vs Nilai-Nilai Modern
Dalam kisah Mahabharata, burung Garuda bukan cuma kuat secara fisik. Ia berani melawan para dewa demi menyelamatkan ibunya, Winata. Dan yang luar biasa, dia nggak minta balas jasa. Yang dia cari cuma kebebasan dan keadilan.
Kisah ini sangat resonate dengan perjuangan rakyat Indonesia melawan penjajah. Bukan sekadar karena ingin merdeka, tapi karena ada rasa cinta terhadap tanah air dan generasi berikutnya.

Gambar: AI/indodailypost.com
Filosofi Garuda yang jadi pelindung dunia mencerminkan nilai gotong royong, yang juga diadopsi dalam Pancasila dan kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia.
Sekarang, ketika kita menghadapi tantangan baru seperti krisis iklim, disinformasi, dan kesenjangan sosial, simbol Garuda mengingatkan kita bahwa kita harus saling bantu, dan tetap setia pada nilai-nilai yang membentuk bangsa ini.
Garuda Bukan Sekadar Lambang, Tapi Jiwa Bangsa
Garuda telah melalui perjalanan panjang. Dari makhluk mitologis dalam teks-teks kuno hingga ikon kebangsaan yang membentuk identitas Indonesia modern.
Ia adalah pengingat bahwa kebesaran lahir dari pengorbanan, bahwa keberagaman adalah kekuatan, dan bahwa bangsa yang paham akar budayanya akan mampu terbang lebih tinggi.
Makna mendalam di balik Garuda sebagai simbol nasional tidak akan pernah hilang, selama kita terus belajar dan menghayatinya.